Sejarah Tarian Flamenco
Flamenco adalah sebuah pertunjukkan music dan tari yang berasal dari Negara Arab. Kesenian ini berkembang di Andalusia sejak abad ke-14. Pada saat ini, kesenian Flamenco dipentaskan di panggung dengan iringan permainan gitar dan kastanyet pada pesta- pesta rakyat. Pertunjukkan Flamenco mendapat penghargaan sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO pada tanggal 16 November 2010 di Nairobi, Kenya.
Flamenco
dibawa dari Arab sebagai tarian
Istana Moor pada
abad ke-14 dan kemudian dikembangkan oleh kaum Gipsi (Gitanos atau Flamencos) yang tinggal di Andalusia dengan memodifikasi gaya klasik. Seperti tarian India, Flamenco terbagi
atas improvisasi dengan aturan-aturan ketat. Asal istilah Flamenco tak
diketahui.
Beberapa penari
menggunakan kastanyet untuk menambah warna music, namun ada pula penari yang tidak memakai alat musik tersebut karena dianggap dapat
mengurangi keindahan tarian. Penari Flamenco mementaskan tarian dengan
improvisasi dan gerakan penuh semangat untuk menciptakan pertunjukkan yang
enerjik dan menarik. Mereka
mengenakan pakaian berwarna
mencolok dan menari secara solo, berpasangan atau berkelompok. Pertunjukkan tari meliputi gerakan
kaki yang cepat, gerakan tangan yang gemulai, menepuk tangan, dan menjentikkan
jari. Intisari pertunjukkan
Flamenco adalah menyanyi, menari dan memainkan alat musik. Menyanyi dinamakan
cante flamenco dan bermain gitar dinamakan toque flamenco. Kadang-kadang musik dimainkan tanpa
tarian.
Gerakan-gerakan khas tari Flamenco
diperlihatkan dengan menjunjung tinggi lengan dan
menyimpulkan tangan (filigrano),
melengkungkan punggung dan menggerakan kaki secara ritmik (zapateado). Lagu
dan tari diiringi oleh selingan palmadas ringan (tepuk tangan) dan pitas (jentikkan jari).
Penari pria
diharuskan menari dengan penampilan maskulin, sedangkan wanita menari dengan sikap tenang, bangga,
dan dengan sensualitas yang terkendali. Tarian dan musik diiringi dengan tepuk
tangan, jentikkan jari, dan teriakan penyemangat (jaleo). Pemain gitar menampilkan compás (ritme dasar) dan memainkan irama
sesuai dengan perubahan perasaan penyanyi atau penari. Walaupun banyak penari telah
menggunakan kastanyet, para aficionados merasa bahwa hal tersebut agak
mengurangi keindahan tarian dan mengganggu gerakan filigrano.
Pada abad ke-20,
Flamenco dikembangkan dari bentuk tari rakyat solo menjadi bentuk seni teater oleh para penari seperti Pastora Imperio, La Argentina, Argentinita, Vicente Escudero, Carmen Armayo dan sebagainya.
0 komentar:
Posting Komentar