Translate

Minggu, 30 September 2012

Menhub: Faktor Cuaca Mendominasi Kecelakaan Pesawat


SEMARANG, KOMPAS.com — Jatuhnya pesawat latih milik Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug jenis Beech/Raytheon C-23 Sundowner di Blok Empang, Kampung Cibunar, Desa Tenjo, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jabar, Kamis (30/4), dipastikan karena faktor cuaca buruk. Satu dari tiga penumpang pesawat tersebut tewas akibat kejadian itu.

Menteri Perhubungan Jusman Safeii Djamal, Jumat (1/5), mengatakan, pesawat yang biasa digunakan untuk wahana latihan para calon pilot tersebut dipastikan laik terbang. "Ketika pesawat akan kembali menghadapi perubahan cuaca dan kemudian mengalami musibah," ujar Menhub Jusman Safeii Djamal, seusai menghadiri perayaan ulang tahun Pelabuhan Tanjung Emas ke-462, di Kota Semarang, Jawa Tengah.

Korban meninggal dalam kejadian tersebut adalah pilot Nicholas Mamburu, sedangkan dua awak lainnya yang merupakan siswa penerbang, yaitu Yani Imam Mambata dan Kevin Manurung, dirawat di Rumah Sakit Siloam Gleneagles, Tangerang.

Pesawat tersebut sempat berputar-putar akibat angin kencang sebelum kemudian jatuh menimpa rumpun bambu dan menghantam tanah (Kompas, Jumat 1/5).

Menurut Menhub, seringnya kejadian pesawat jatuh belakangan ini juga disebabkan oleh faktor cuaca. "Rata-rata pesawat yang digunakan sudah dinyatakan laik terbang dan pilotnya juga salah satu yang terbaik. Jadi kebanyakan memang karena perubahan cuaca," katanya.

Penyerahan kapal latih

Dalam acara HUT Pelabuhan Tanjung Emas ke-462 tersebut, Menhub mengharapkan Pelabuhan Tanjung Emas sebagai salah satu pintu perdagangan dapat meningkatkan perekonomian Kota Semarang dan Jateng. "Apalagi, pelabuhan ini merupakan salah satu yang terbaik dalam pengelolaan peti kemas," ucapnya.

Ketika berada di Pelabuhan Tanjung Emas, Menhub juga menyerahkan kapal latih Kapal Negara (KN) Bimasakti yang dimiliki Badan Diklat Departemen Perhubungan untuk digunakan oleh taruna Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang.

0 komentar:

Posting Komentar